24 Jan 2012

Little Grazy

Hmm. Entah dari mana harus memulai.
Aku bingung, semua terjadi begitu cepat. Cepat sampai aku dan semua jadi kalut.
Tapi tidak asap jika tidak ada api.
Apinya itu mereka, pasangan bodoh yang memaksakan kehendak. Padahal sudah tau tidak ada jalan, tapi memaksakan sampai yang tidak terlibat ikut terseret masalah norak begini.
Dua orang pasangan yang memaksakan menikah padahal sudah tahu tidak bisa. Bukan karena pasangannya penjahat atau pengangguran. Tapi karena pasangannya seorang yang menceraikan istrinya. Dan asal tahu saja dalam kepercayaan kami, lelaki yang menceraikan istrinya dan menikah dengan perempuan lain itu dianggap berZINAH! Ini bukan sekedar aturan manusia, tapi memang sudah tertulis dalam kitab suci kepercayaan kami.
Sudah tahu begitu masih saja mereka memaksakan untuk menikah. Bukan mereka yang disusahkan, tapi ibuku, aku, pacarku, pemimpin kepercayaan dirumah ibadah kami, dan semuanya. Tapi mereka tetap terus memaksa.

Kemudian ditambah lagi rumah adat nenekku yang baru direnovasi yang menghabiskan uang ratusan juta lenyap begitu saya dilalap si jago merah, dan baru saja nenekku pergi menghadap Sang Penjunan.
Lalu satu orang dirumahku pindah kepercayaan karena sudah 'te-dung'. Hahaha, padahal dia selalu dirumah saat matahari bekerja. Tapi tidak disangka saat matahari bersiap bekerja dan manusia tertidur lelap, yah sekitar pukul 2 subuh dia pergi keluar rumah menjual harga dirinya pada lelaki hidung belang, bukan hanya dengan pacarnya. Saat dia ketahuan sudah 'te-dung' yah diusir sama ibuku. Tapi tidak ada penyesalan yang kulihat terlintas diwajahnya.

Baru kemarin 'pasangan maksa' mengadakan pertemuan keluarga untuk membicarakan pernikahan yang entah bisa apa tidak. Karena keluarga duda itu tidak sudi datang. Malu tak terhingga diraut muka ibuku.

Lalu hari ini aku kena 'semprot' karena hubungan spesialku dengan pacarku.
Dulu dilarang pacaran karena pacarku belum kuliah, sekarang sudah kuliah masih juga dilarang. Karena dianggap tidak sederajat dengan keluarga kami yang notabene keturunan 'ningrat'. What the hell!!
Dan alasan berikutnya karena abang dari pacarku pernah punya masalah dengan keluargaku. Yah, tidak lain karena pernikahan yang dipaksakan itu. Abang dan istri abangnya mencoba untuk ikut campur urusan 'pasangan maksa' dan 'menyingkirkan' kakakku dalam organisasi. Yah aku tahu abangnya melakukan itu karena belum ada pemberesan di masa lalunya. Singkat cerita, abangnya menerorku dan keluargaku.
Dan sekarang semua berimbas pada hubunganku dengan pacarku.

Hei ibu, pacarku bukan maling, bukan pemabuk, bukan penipu.
Dia hanya manusia biasa, dan kita pun manusia biasa.
Jangan karena si 'pasangan maksa' itu orang kaya jadi ibu menyetujui hubungan mereka yang bahkan tidak jelas.
Aku takut bukan tentang hubunganku dengan pacarku berakhir, tapi aku takut ibuku kehilangan nilai-nilai dasar.
Hatiku menangis melihat bibirnya selalu menghina orang-orang yang menentangnya, termasuk aku, bahkan pemimpin rumah ibadah kami.
Dia kehilangan arah, dan aku yang diharuskan mengerti.
Iya aku mengerti ibu, tapi aku punya pilihan.
Aku dilarang memilih apa yang menurutku baik.
Padahal aku sudah berusaha membuat ibuku senang melupakan masalahnya.
Tapi itu tidak berarti karena aku tahu uang yang kuberikan padanya tidak sebanding dengan apa yang diberikan 'pasangan maksa'.
Materialistis, iya. Aku akui. Ini memang terjadi disini.
Tapi aku berusaha memberikan pengertian, tapi tetap uanglah yang berbicara padanya.
Hahaha ...

Aku sudah berencana keluar dari sini, dari daerah ini. Ke tempat yang sangat jauh dari sini. Aku tidak mau ikut terseret dalam masalah yang padahal aku sudah berikan solusi.
Tapi sekali lagi, yang lebih berharga adalah pemberian 'pasangan maksa'. Karena memang mereka memberikan jauh lebih banyak dari apa yang kuberikan.
Uang dan harta mereka banyak, dibanding aku.
Aku hanya punya talent, yang bahkan ibuku pun tidak pernah memberikan dukungan.

Aku berharap kakak pembimbingku ada didekatku, atau paling tidak bisa dihubungi melalui telepon.

17 Agu 2010

Only God knows

Sebut saja namanya Refa.
Dia adalah adik teman kecilku, sebut saja Rite. Sejak kecil Refa selalu sinis, sirik, memusuhi, bahkan menghasut orang untuk menjauhiku. Tapi aku nggak pernah membalas dia.

Setelah kami sudah bisa dibilang dewasa, kami tergabung dalam satu organisasi rohani. Pacar atau bisa dibilang tunangannya menjabat sebagai ketua, aku orang kepercayaan, dan Refa bukan apa-apa. Bukannya aku mau menyombongkan diri, tapi benar adanya. Usulannya selalu nggak realita, selalu nggak jelas, mementingkan diri sendiri, dan nggak pernah mau mendengarkan yang lebih berpengalaman. Yah, sotoy kata orang Jakarta.

Tapi aku menahan diri untuk nggak membalas kekesalanku. Sesuai dengan perintah Tuhan, aku ampuni dia, aku berusaha supaya dia nggak melakukan kesalahan yang sama. Tapi hingga hari ini, 17 Agustus 2010, dia tetap kekeh berlaku seperti aku.
Dalam hatiku sering menantang, "Kalo loe bukan pacar ketua, udah gua sikat juga lu!!"
Tapi aku tau itu bukan sifat anak Tuhan. Aku berusaha melembutkan hati, bersabar membuat dia nggak melakukannya lagi.

Setiap rapat pengurus, dia selalu saja mendominan, padahal bukan ketua. Dan selalu saja memaksakan keinginannya. Dan semua juga gerah sama tingkahnya, nggak punya sopan prilaku apalagi tutur kata. Semua disama ratakan dengan usianya. Aku juga heran, kenapa dia punya sifat aneh seperti itu. Kampungan!!!


5 Jun 2010

she is really unbelievable women

Sebut saja dia Lani, seorang perempuan muda yang dulunya nggak bisa main keyboard. Lalu dia belajar padaku selama beberapa bulan, dan sekarang sudah banyak tahu.

Dulu, Lani sering datang ke rumahku untuk belajar keyboard bahkan ngerjain tugas bahasa inggris. Listrik buat keyboard dan full AC gratis, ilmu gratis, makan juga gratis, plus diantar pulang gratis. Tanpa prasangka aku mengajarinya, berusaha tetap semangat agar dia mengerti dan bisa.
Aku memang tegas. Aku memang kasar, aku memang lugas, bahkan terkadang membentak. Aku nggak suka orang yang nggak konsentrasi waktu aku mengajar. Aku nggak suka proses yang terlalu lama. Aku jelaskan sekali-dua kali dengan jelas, lalu lakukan apa yang sudah aku ajarkan. Aku nggak suka orang yang belajarnya manja, maunya di kasih contekan atau kerpean. Aku berusaha supaya dia mau mencoba sendiri sampai dia benar-benar bisa.

Aku lakukan itu terus, dan akhirnya dia pun bisa.
Aku nggak pernah mengharapkan Lani mau dengan rendah hati berterima kasih atau memberikan aku materi, atau menyanjungku terus-terusan, atau membayar apa yang sudah kuberikan. Dan memang bukan itu yang dia berikan kembali untuk aku.
Malahan dia bilang ke orang-orang, aku sombong, dia sakit hari karena aku kasar. Bukan cuma ke empat-lima orang, tapi semua orang yang dia temui.

Awalnya aku nggak peduli. Aku cuek. Yang aku tahu sekarang dia mampu, dia bisa melakukan apa yang sudah ku ajarkan. Aku bangga, aku senang.
Tapi semua itu ambruk waktu mantan pacarku, sebut saja Ducky, dengan entengnya mengatakan kata-kata itu, "Katanya Lani, kamu sombong yah?"
Hahaha, nangis aku dibuatnya. Kebanggaan itu hancur seketika. Sampai-sampai merusak hubunganku dengan si Ducky yang masih berakibat sampai sekarang.
Belum lagi setelah itu, makin banyak saja yang 'ngadu' di depan mukaku tentang semua yang dia bicarakan. Semua keburukan.

Yah, aku memang begini. Aku begitu tegas, hingga kadang kasar.
Aku nggak suka dengan hal-hal yang biasa. Akan ku usahakan yang terbaik hingga mengeluarkan hasil yang outstanding.
Mau kerja team atau individual.
Tapi dia malah berpikir begitu. Kalau memang nggak terima dengan metode pengajaranku, kenapa nggak dari dulu berhenti belajar. Liat saja sekarang, Lani sudah bisa dibilang pintar bermain keyboard, bahkan barusan dia mewakili provinsi-ku berlomba di ibu kota, ada materi bahasa inggrisnya.

Entahlah. Secara daging aku sangat sangat kecewa. Secara daging aku mau meminta kembali ilmu-ilmu yang kuberikan. Perhatian yang kuberikan, karena Lani nggak punya saudara perempuan, fasilitas yang sudah rela kuberikan. Maunya begitu, tapi aku tahu itu nggak mungkin. AKu juga tau, kalau aku minta kembali maka aku nggak dapat imbalan apa-apa dari Dia Yang Maha Mengerti.
Bless her, oh LORD!!

21 Mei 2010

hufttt..
Menjelang usia dewasa bikin gue deg-degan. Gimana ga, dalam waktu yang mungkin terasa singkat gue mesti menghadapi yang nama pernikahan. ughhhh.. Ngebayangin aja udah serem. Mungkin karna gue pernah terluka, karna gue pernah ngerasain jadi anak broken home tuh gimana, jadi itu yang bikin gue takut. Gue takut ga bisa jadi istri yang baik, gue takut salah pola asuh ke anak-anak gue. Mungkin rada lebai, tapi perasaan itu ga bisa gue pungkirin. Semakin gue menghindar, semakin terbayang ketakutan itu. Ditambah lagi luka gue waktu ditinggal sama mantan pacar gue yang pernah buat komitmen serius tapi taunya malah ninggalin gue cuma karna ga balas sms nya malem-malem buta. suck!!
Rasanya perih banget. Sampai paper ini ditulis pun gue masih merasa ada sisa-sisa rasa lukanya. Apalagi sekarang dia taunya cuma nyela gue. uh, it's really hurt, damn!!

Ga ngerti gimana jadinya, yang jelas untuk waktu dekat ini gue belum bisa berhadapan dengan masalah pernikahan. Belum lagi disekliling gue gada yang bisa dijadikan contoh gimana cara menjalani hidup rumah tangga yang baik. Dimana-mana taunya mau menang sendiri, apalagi kalo pada beda pendapat. BeDa mah mbe sama kuda.

Tapi ada juga yang bikin gue kebelet buat jadi mature. Gue mau pindah dari sini. Yah, seperti cita-cita gue dari dulu. Gue pengen tinggal di UK, dikota mana aja asalkan di England. Tapi pengennya sih di Ederson. Ngiler dah kalo udah ngebayangin tinggal disana. Stay away from here and get new live style's so great in the world i guess.
Nobody judges you. Everybody cares you all the time. ughhhhhhh, ngiler khan gue..

Yah, gue udah berdoa supaya impian gue jadi nyata. Dan gue Amin-kan doa gue.
So, just pray for me friends. I wanna move to UK at the moment. AMIN!!

16 Sep 2009

Mengapa Jose Harus Pindah

JOSE BERSAMA DENGAN kakak adik dan ayah ibunya tinggal di suatu negara lain. Negaranya tidak seperti negara kita. Di sini kita boleh berbakti kepada Allah dan boleh bercerita tentang Tuhan Yesus kepada orang-orang lain, tetapi di negara Jose, orang tidak suka mendengar cerita tentang Tuhan Yesus. Kadang-kadang mereka marah dan tidak mau mendengarkan. Kadang-kadang mereka meludahi orang yang bercerita tentang Tuhan Yesus. Kadang-kadang mereka berusaha menganiaya anak Tuhan.

Ayah dan ibu Jose, serta kakak adiknya ingin agar orang itu tidak berbuat demikian, tetapi mereka juga ingat akan kata-kata Tuhan Yesus yang mengatakan, "Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran." Ayah Jose menerangkan bahwa ayat ini berarti bahwa Allah itu baik sekali, teristimewa kepada mereka yang dianiaya atau disakiti karena mengasihi Yesus. Mereka sendiri tidak suka disakiti, tetapi mereka ingin sekali menyenangkan Allah. Dan bagi mereka, hal ini jauh lebih penting.

Pada suatu malam, ketika ayah Jose pulang kerja, ia nampaknya sedih sekali. Setelah makan malam, dihimpunkannya semua anggota keluarganya, lalu mereka membaca Alkitab dan berdoa. Kemudian ayah Jose menceritakan sebabnya dia begitu sedih. Pada hari itu ia diberitahu, bahwa ia tidak boleh bekerja lagi ditempat pekerjaannya, sebab ia mengasihi Tuhan Yesus. Mereka mengatakan kepadanya, bahwa jika ia mau melupakan Yesus dan tidak lagi berbicara tentang Yesus dan tidak lagi mengasihi Yesus, maka dia dapat tetap bekerja. Dengan demikian, maka keluarganya akan mendapat cukup makanan.

Kepada keluarganya, ayah Jose berkata, "Bagaimana mungkin kita dapat meninggalkan Yesus? Dia sudah mati bagi kita, oleh karena itu sekarang, apabila perlu, kita harus bersedia mati bagi Dia. Lebih baik mati bagi Yesus dan masuk ke surga daripada hidup tanpa Yesus dan kemudian tinggal bersama iblis dan roh-roh jahat di neraka untuk selama-lamanya."

Lalu adik Jose yang kecil mengatakan sesuatu yang membuat mereka tersenyum dan merasa agak senang.
"Kalau begitu mengapa Ayah nampak begitu sedih?" tanyanya. "Jika kita akan langsung pergi ke surga dan melihat Yesus, mengapa kita harus bersedih?"
"Apa yang kamu katakan itu benar," kata ayah Jose. "Kita akan mempercayakan hal ini kepada Tuhan Yesus dan kita akan tetap berbahagia."

Malam itu, kira-kira pada tengah malam, segenap keluarga terbangun, karena mendengar suara ribut-ribut yang keras sekali di pintu muka rumah mereka. Banyak orang berteriak-teriak. Ayah Jose keluar membuka pintu untuk mengetahui apa yang mereka inginkan. Mereka berteriak-teriak, "Keluar dari rumah ini! Keluar dari kota kami sekarang. Kami tidak mau kalian tinggal di sini, sebab kalian tidak seagama dengan kami!"

Kemudian ayah Jose berkata, "Kami akan pergi sekarang juga. Mari Anak-anakku, mari Istriku." Mereka lari melalui pintu belakang pada saat yang tepat, sebab orang-orang itu sudah berkeputusan untuk membakar rumah mereka dan sudah mulai membakarnya.

Jose bersama dengan ayah ibu dan kakak adiknya berjalan, dan terus berjalan. Semalam-malaman mereka berjalan kaki sampai mereka lelah dan lapar. Akhirnya mereka tertidur di bawah sebuah pohon yang besar, kemudian mereka berjalan lagi, mereka terus berjalan, dan berjalan. Mereka berjalan terus sampai mereka tiba di rumah paman Jose. Pamannya heran sekali melihat mereka.

Ia mengatakan bahwa mereka dapat tinggal bersama-sama dengannya. Katanya, "Untung sekali kamu tidak dibunuh, kamu ini benar-benar sedang mujur."
"Tidak." jawab Jose, "bukan karena kami mujur. Ini semata-mata karena pemeliharaan Allah. Dia masih menghendaki kami hidup agar dapat melayani Dia."
"Benar," kata paman Jose, "kamu benar!"

Pertanyaannya:
1. Apakah hanya kebetulan sedang mujur keluarga Jose selamat?
2. Dapatkah Allah mencegah orang-orang itu mendatangi rumah Jose?
3. Apakah Allah selalu menjaga agar kita tidak dianiaya atau disakiti? Mengapa?
4. Apakah Allah selalu mengasihi kita?

IBRANI 11:36

22 Jun 2009

day every day i'm trying to be woman...
it's not easy.
i'm trying to be patient with all people around me. how can you imagine, you must be grew up but no body cares 'bout you. it's not a simple.
but i keep trying to always understanding them.
teach them in all situation, with all condition, with all time, in all place...
so hard, when you found them dislike what you've done.
so hurt, when you found them talk about you in negative.
so sad, when you found them dishonest what they feel.

but this is my destiny, i must teach them whatever they've done. like or dislike.
i must help them to make a very kind of vessel...

so pray for me, in order that i can still standing up in Lord's truism... Amen!!

18 Mar 2009

lost ma phones

Kamis malam aku online, chatting dengan beberapa teman via facebook. Temanku Shelny pengen banget hangout bareng. Boring katanya. Jadi kamu janjian di malam minggu nonton di CINEMA XXI. Tapi belum tau mau nonton apa.

Sabtu pagi aku bergegas ke kampus. Hari ini ada 2 kelas, masing-masing 3 sks. Mana dosennya sama, khan bosen. Meskipun dosennya cakep bin pinter bin jayus...
Seharusnya jadwal hari itu aku dan Yanti merawat tubuh disuatu tempat dekat rumah, yah semacam lulur, facial, massage, timung atau yang lain. Tapi ternyata Yanti ga bisa karena ada acara di Masjid dekat rumahnya. Jadi tanpa ragu aku tetap pergi dengan motor merahku.
Biasanya ritual penyegaran tubuh dimulai jam 4 lewat, tapi karena aku sudah bikin janji dengan Shelny, jadi aku putuskan datang jam setengah 3.
Semua berjalan dengan baik, lagian aku baru terima gaji, jadi asik-asik ajah.

Kemudian terdengar suara Sammy Kerispatih dari handphoneku. Ternyata Shelny menelpon.
"Iya Buu. Nape??" sapaku. Kemudian suara Shelny terdengar jelas dari speakernya, "Buu, jadi gag?? Si Zulmi ditelponin hp ama rumahnya tapi ga ada jawaban. Ga tau tuh dia kemana." Dengan kesal aku membalas, "Dia mah lagi sibuk ama organisasinya. Maklum ibu pejabat..."