16 Sep 2009

Mengapa Jose Harus Pindah

JOSE BERSAMA DENGAN kakak adik dan ayah ibunya tinggal di suatu negara lain. Negaranya tidak seperti negara kita. Di sini kita boleh berbakti kepada Allah dan boleh bercerita tentang Tuhan Yesus kepada orang-orang lain, tetapi di negara Jose, orang tidak suka mendengar cerita tentang Tuhan Yesus. Kadang-kadang mereka marah dan tidak mau mendengarkan. Kadang-kadang mereka meludahi orang yang bercerita tentang Tuhan Yesus. Kadang-kadang mereka berusaha menganiaya anak Tuhan.

Ayah dan ibu Jose, serta kakak adiknya ingin agar orang itu tidak berbuat demikian, tetapi mereka juga ingat akan kata-kata Tuhan Yesus yang mengatakan, "Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran." Ayah Jose menerangkan bahwa ayat ini berarti bahwa Allah itu baik sekali, teristimewa kepada mereka yang dianiaya atau disakiti karena mengasihi Yesus. Mereka sendiri tidak suka disakiti, tetapi mereka ingin sekali menyenangkan Allah. Dan bagi mereka, hal ini jauh lebih penting.

Pada suatu malam, ketika ayah Jose pulang kerja, ia nampaknya sedih sekali. Setelah makan malam, dihimpunkannya semua anggota keluarganya, lalu mereka membaca Alkitab dan berdoa. Kemudian ayah Jose menceritakan sebabnya dia begitu sedih. Pada hari itu ia diberitahu, bahwa ia tidak boleh bekerja lagi ditempat pekerjaannya, sebab ia mengasihi Tuhan Yesus. Mereka mengatakan kepadanya, bahwa jika ia mau melupakan Yesus dan tidak lagi berbicara tentang Yesus dan tidak lagi mengasihi Yesus, maka dia dapat tetap bekerja. Dengan demikian, maka keluarganya akan mendapat cukup makanan.

Kepada keluarganya, ayah Jose berkata, "Bagaimana mungkin kita dapat meninggalkan Yesus? Dia sudah mati bagi kita, oleh karena itu sekarang, apabila perlu, kita harus bersedia mati bagi Dia. Lebih baik mati bagi Yesus dan masuk ke surga daripada hidup tanpa Yesus dan kemudian tinggal bersama iblis dan roh-roh jahat di neraka untuk selama-lamanya."

Lalu adik Jose yang kecil mengatakan sesuatu yang membuat mereka tersenyum dan merasa agak senang.
"Kalau begitu mengapa Ayah nampak begitu sedih?" tanyanya. "Jika kita akan langsung pergi ke surga dan melihat Yesus, mengapa kita harus bersedih?"
"Apa yang kamu katakan itu benar," kata ayah Jose. "Kita akan mempercayakan hal ini kepada Tuhan Yesus dan kita akan tetap berbahagia."

Malam itu, kira-kira pada tengah malam, segenap keluarga terbangun, karena mendengar suara ribut-ribut yang keras sekali di pintu muka rumah mereka. Banyak orang berteriak-teriak. Ayah Jose keluar membuka pintu untuk mengetahui apa yang mereka inginkan. Mereka berteriak-teriak, "Keluar dari rumah ini! Keluar dari kota kami sekarang. Kami tidak mau kalian tinggal di sini, sebab kalian tidak seagama dengan kami!"

Kemudian ayah Jose berkata, "Kami akan pergi sekarang juga. Mari Anak-anakku, mari Istriku." Mereka lari melalui pintu belakang pada saat yang tepat, sebab orang-orang itu sudah berkeputusan untuk membakar rumah mereka dan sudah mulai membakarnya.

Jose bersama dengan ayah ibu dan kakak adiknya berjalan, dan terus berjalan. Semalam-malaman mereka berjalan kaki sampai mereka lelah dan lapar. Akhirnya mereka tertidur di bawah sebuah pohon yang besar, kemudian mereka berjalan lagi, mereka terus berjalan, dan berjalan. Mereka berjalan terus sampai mereka tiba di rumah paman Jose. Pamannya heran sekali melihat mereka.

Ia mengatakan bahwa mereka dapat tinggal bersama-sama dengannya. Katanya, "Untung sekali kamu tidak dibunuh, kamu ini benar-benar sedang mujur."
"Tidak." jawab Jose, "bukan karena kami mujur. Ini semata-mata karena pemeliharaan Allah. Dia masih menghendaki kami hidup agar dapat melayani Dia."
"Benar," kata paman Jose, "kamu benar!"

Pertanyaannya:
1. Apakah hanya kebetulan sedang mujur keluarga Jose selamat?
2. Dapatkah Allah mencegah orang-orang itu mendatangi rumah Jose?
3. Apakah Allah selalu menjaga agar kita tidak dianiaya atau disakiti? Mengapa?
4. Apakah Allah selalu mengasihi kita?

IBRANI 11:36

22 Jun 2009

day every day i'm trying to be woman...
it's not easy.
i'm trying to be patient with all people around me. how can you imagine, you must be grew up but no body cares 'bout you. it's not a simple.
but i keep trying to always understanding them.
teach them in all situation, with all condition, with all time, in all place...
so hard, when you found them dislike what you've done.
so hurt, when you found them talk about you in negative.
so sad, when you found them dishonest what they feel.

but this is my destiny, i must teach them whatever they've done. like or dislike.
i must help them to make a very kind of vessel...

so pray for me, in order that i can still standing up in Lord's truism... Amen!!

18 Mar 2009

lost ma phones

Kamis malam aku online, chatting dengan beberapa teman via facebook. Temanku Shelny pengen banget hangout bareng. Boring katanya. Jadi kamu janjian di malam minggu nonton di CINEMA XXI. Tapi belum tau mau nonton apa.

Sabtu pagi aku bergegas ke kampus. Hari ini ada 2 kelas, masing-masing 3 sks. Mana dosennya sama, khan bosen. Meskipun dosennya cakep bin pinter bin jayus...
Seharusnya jadwal hari itu aku dan Yanti merawat tubuh disuatu tempat dekat rumah, yah semacam lulur, facial, massage, timung atau yang lain. Tapi ternyata Yanti ga bisa karena ada acara di Masjid dekat rumahnya. Jadi tanpa ragu aku tetap pergi dengan motor merahku.
Biasanya ritual penyegaran tubuh dimulai jam 4 lewat, tapi karena aku sudah bikin janji dengan Shelny, jadi aku putuskan datang jam setengah 3.
Semua berjalan dengan baik, lagian aku baru terima gaji, jadi asik-asik ajah.

Kemudian terdengar suara Sammy Kerispatih dari handphoneku. Ternyata Shelny menelpon.
"Iya Buu. Nape??" sapaku. Kemudian suara Shelny terdengar jelas dari speakernya, "Buu, jadi gag?? Si Zulmi ditelponin hp ama rumahnya tapi ga ada jawaban. Ga tau tuh dia kemana." Dengan kesal aku membalas, "Dia mah lagi sibuk ama organisasinya. Maklum ibu pejabat..."